Jumat, 02 November 2018

Pemikiran –Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan

Selasa 30 Oktober 2018
Seperti biasanya sebelum perkuliahan dimulai Pak Aniq selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan memberikan pengantar-pengantar sebelum memasuki materi perkuliahan. Pada pertemuan kali ini beliau bercerita mengenai perbedaan yang terjadi pada pendidikan karater anak era 80 an, milineum dan milenial. Dulu, pendidkan karakter pada anak sangat ditekankan tidak hanya sekedar belajar disekolah kemudian mengerjakan pekerjaan disekolah. Tetapi mereka pada saat berada di sekolahan benar-benar mengikuti aturan yang ada disekolahan tersebut siapapun yang melanggarnya akan dihukum sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mendidik kedisiplinan anak dan membuat karakter siswa lebih baik. Misalnya saja: apabila ada salah seorang anak yang berbuat kesalahan maka anak tersebut dihukum sesuai kesalahan yang diperbuat asal sesuai dengan aturan yang ada dan tujuannya untuk mendidik anak. Lain halnya dengan saat sekarang ini, karena sekarang didsari dengan adanya HAM maka sebagian orang menyalahgunakan hal tersebut. Anak-anak pada zaman sekarang ini pendidikan karakternya lebih rendah dibandingkan zaman dahulu, meskipun disekolah sudah  menerapkan atau menekankan pendidikan karakter kepada siswa tetapi tidak seperti zaman dahulu. Sekarang siswa lebih banyak yang memberontak apabila tidak sesuai dengan keinginannya, selain itu apabila anak melanggar peraturan dan ditegur oleh guru maka mereka akan melawan dan tidak mengakui kesalahannya dan tidak sedikit dari mereka yang malah melaporkan kepada orang tuanya. Sehingga orang tua tidak terima dan menuntut pihak sekolahan, hal tersebut dapat terjadi karena pada zaman sekarang adanya HAM yang membuat orang berbuat semaunya tanpa melihat sisi negative dan positifnya.
Hal tersebut juga dapat terjadikarena dipengaruhi oleh kemajuan teknologi pada zaman sekarang yang semakin maju yakni adanya smartphone dan hampir setiap siswa kini memilikinya. Pengaruh-pengaruh yang ada pada handphone tersebut dapat mempengaruhu perkembangan anak apabila anak tersebut tidak dapat menggunakannnya dengan baik dan benar. Mereka dapat mengakses tentang hal apapun melalui smartphonnya, maka dari itu peran orang tua sangat mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut apabila tidak dikontrol pemakainnya maka akan menjerumuskan anak-anak ke hal yang negative.Selain HAM yang dimanfaatkan oleh masing-masing orang untuk membela dirinya tanpa mereka tau fungsi dari HAM tersebut, ini adalah salah satu contoh yang membuat pendidikan karakter pada era sekarang turun. Apabila anak berbuat salah bukannya ditegur malah mereka dibela atas perbuatan yang dilakukannya.
Ada hal penting yang disampaikan beliau yakni mengenai “Peran Perempuan”. Perempuan menjadi sosok utama yang dipandang penting sebagi salah satu regenerasi untuk kemajuan bangsa dan negara secara global. Mengingat bahwa perempuan yang ada pada zaman sekarang sudah ikut andil dalam segala pengambil keputusan. Dalam aspek pendidikan perempuan dapat memberikan kontribusinya dalam dunia pendidikan mulai dari hal yang kecil, seperti mendidik anak-anak menjadi manusia yang terdidik dan pada akhirnya menjadi generasi berkualitas yang dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk masyarakat disekitarnya secara khusus, serta bangsa dan negara secara umum. Di Indonesia, mayoritas guru disetiap jenjang pendidikan adalah perempuan. Selain berperan penting mendidik anak-anak, perempuan juga harus mampu bertanggung jawab dalam profesinya sebagai guru yang memanusiakan manusia. Artinya adalah bahwa proses pendidikan disekolah juga merupakan pembentukkan karakter (kepribadian).
Berbicara mengenai pendidikan, masih merivew menganai materi minggu lalu tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. KH Dewantara mengedepankan tiga ajaran tentang pendidikan (tiga fatwa), yakni:
1. Tetep, antep, mantep
2. Ngandel, kandel, dan bandel
3. Neng, ning, nung dan nang

Pertama tetep, antep, mantepartinya bahwa pendidikan itu harus membentuk ketetapan pikiran dan batin, menjamin keyakinan diri dan membentuk kemantapan dalam prinsip hidup. Istilah tetep dapat dimaknai dalam kerangka yang prinsipil yakni memiliki ketetapan pikiran (untuk berkomitmen) yang selaras dengan nilai-nilai sosial. Pendidikan membentuk seseorang untuk mampu berpikir kritis dan memiliki ketetapan pikiran dalam khasanah nilai-nilai. Istilah antep menunjukkan bahwa pendidikan menghanytar seseorang untuk memiliki kepercayaan diri dan keulutan diiriuntuk maju terus dalam mengatasi segala tantangan tentang kehidupan secara bersahaja. Sementara istilah mantep menunjukkan bahwa pendidikan menghantar seseorang untuk berkanjang dalam kemajuan diri, memiliki orientasi yang jelas untuk menuju tujuan yang pasti, yakni kemerdekaan diri sebagai pribadi anggota masyarakat dan warga dunia. Jadi, landasan operasional pendidikan adalah upaya membentuk kualitas pribadi peserta didik sampai tingkat yang maksimal.
Itulah penjelasan mengenai salah satu pemikiran yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, untuk pemikiran-pemikiran yang lain mungkin besok akan dilanjutkan. Terimakasih semoga bermanfaat bagi pembaca 

1. Aushof
2. Yuliana Puspitasari
3. Desy
4. Estima
5. Melinda
6. Anditasari
7. Rista
8. Ardian
9. Farida
10. Intan
11. Dwi novita
12. Ika
13. Putri
14. Nuril
15. Tegar
16. Vita
17. Dhita
18. Ivan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar